
MANADO – HUT ke-29 Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yang diperingati pada Senin 7 Agustus 2023 diisi dengan diskusi terkait Kesehatan Mental Wartawan oleh AJI Manado. Bertempat di sekretariat AJI Manado, diskusi menghadirkan Psikolog Klinis, Hanna Monareh M Psi.
Ketua AJI Manado, Francis Marcelino Talokon, saat membuka kegiatan mengatakan, isu kesehatan mental jurnalis saat ini dianggap penting. Besarnya tekanan yang diterima wartawan, baik dari kantor, keluarga maupun dari pihak luar terkait pemberitaan, seringkali membuat wartawan stres.
"Dan jika banyak tekanan, maka kita tidak lagi fokus dan pada akhirnya karya jurnalistik tidak akan bagus. Untuk itu, menurut saya dan masalah kesehatan jiwa AJI penting," kata Fransiskus.
Sementara itu, Psikolog Klinis Hanna Monareh M Psi membuka diskusi dengan menyebutkan bahwa jurnalistik merupakan pekerjaan mulia yang memiliki banyak tantangan.
"Wartawan itu seperti angin atau udara. Dalam arti positif, dampaknya tidak terlihat tetapi dapat dirasakan," dia berkata.
Menurut Hanna, pekerjaan seorang jurnalis yang bersentuhan langsung dengan banyak orang membuat profesi ini juga memiliki resiko seperti pelecehan di lapangan, tekanan dari pekerjaan, pihak luar dan juga dari keluarga.
Hal-hal tersebut kemudian dapat memicu munculnya masalah psikologis yang berkaitan dengan kesehatan mental. Jika terus dikubur, maka akan menjadi masalah di kemudian hari.
Menurutnya, setiap orang memiliki masalah kesehatan jiwa, namun dengan tingkatan yang berbeda-beda, mulai dari ringan, sedang, dan berat. Jika tidak mampu mengelolanya dengan baik, maka akan menjadi hal yang berbahaya di kemudian hari, termasuk bisa menyebabkan kematian.
"Terkadang hal ini sering dilupakan oleh banyak orang. Jika setiap masalah dihadapi dengan cara yang negatif, tentu arahnya salah. Setiap orang punya masalah, tapi tergantung dia dan bagaimana menyikapinya," dia berkata.
"Misalnya, seseorang menjadi korban pelecehan. Tentu saja, Kalian memiliki masalah kesehatan mental. Jika dia memberitahu orang terdekat, mencari organisasi (organisasi) yang tepat, atau datang ke psikolog, berarti dia menyelamatkan dirinya sendiri."
Hanna juga memberikan tips agar terbebas dari tekanan, yaitu berpikir bahwa kamu spesial. Menurutnya, jika kita fokus pada respon orang lain maka kita akan fokus pada respon orang lain yang pada akhirnya mempengaruhi diri kita sendiri.
"Jika kita selalu mengingat tanggapan orang lain, itu bisa terbawa dan sangat rentan. Kita harus memiliki prinsip bahwa kita adalah diri kita sendiri. Kalau ada masukan dari orang lain ya kita filter, pilih yang baik untuk kita," dia berkata.
Sementara itu, Hanna juga menanyakan kepada anggota AJI Manado terkait pemberitaan yang dianggap vulgar terkait bunuh diri atau hal berbau kekerasan atau pelecehan.
Menurutnya, dengan pemberitaan yang terus menerus dan vulgar tentang kasus pelecehan tidak akan banyak membantu, tetapi akan membuat trauma orang lain yang membaca berita tersebut karena takut akan pelecehan tersebut.
"Kekuatan dakwah itu hebat. Jadi bagaimana kita kemudian menuliskannya apakah kita berempati atau tidak dengan apa yang tertulis. Banyak yang akan membaca berita, jadi kita harus benar-benar memperhatikan dampaknya," Hanna berkata kembali.
Sementara itu, di penghujung kegiatan, puluhan anggota AJI Manado yang mengikuti diskusi tersebut diberi kejutan oleh Psikolog Klinis, Hanna Monareh M Psi, yang rupanya telah menyiapkan kue ulang tahun untuk memeriahkan HUT ke-29 berdirinya AJI.
Kegiatan ditutup dengan meniup lilin kue ulang tahun diiringi lagu selamat ulang tahun.
manadobakirita
https://kumparan.com/manadobacirita/di-manado-peringatan-hut-ke-29-aji-diisi-diskusi-kesehatan-mental-jurnalis-20wqMmZ42ro