Duka Dan Tak Percaya: Respons Amerika Serikat Usai Kalah Dramatis Di 16 Besar - Kamplongan

Duka dan Tak Percaya: Respons Amerika Serikat usai Kalah Dramatis di 16 Besar

Reaksi Megan Rapinoe dari AS setelah gagal mengeksekusi penalti dalam adu penalti di Melbourne Rectangular Stadium, Melbourne, Australia.  Foto: Hannah McKay/Reuters
Reaksi Megan Rapinoe dari AS setelah gagal mengeksekusi penalti dalam adu penalti di Melbourne Rectangular Stadium, Melbourne, Australia. Foto: Hannah McKay/Reuters

Minggu (6/8) lalu merupakan hari berkabung bagi Timnas Wanita Amerika Serikat. Ini adalah pertama kalinya mereka tersingkir di babak sistem gugur awal Piala Dunia Wanita, setelah dihancurkan oleh Swedia dalam adu penalti.

Sebelumnya, dalam delapan seri Piala Dunia Wanita, Amerika Serikat selalu perkasa. Rekor “terburuk” mereka adalah memenangkan tempat ketiga — suatu prestasi yang bahkan tidak dapat dicapai dengan mudah oleh negara lain. Mereka menjadi juara dalam empat edisi (1991, 1999, 2015, 2019), pemenang kedua sekali (2011), dan sisanya finis di urutan ketiga sebelum akhirnya tumbang di edisi kesembilan.

Kecewa, sedih, dan putus asa bercampur menjadi satu. Para pemain, juga para pelatih, tidak menyangka harapan mereka untuk meraih trofi Piala Dunia Wanita ketiga berturut-turut harus pupus secepat ini.

“Ini terasa seperti mimpi buruk,” kata striker andalan USWNT Alex Morgan.

Lindsey Horan dan Lynn Williams dari AS berpelukan setelah pertandingan di Melbourne Rectangular Stadium, Melbourne, Australia.  Foto: Hannah McKay/Reuters
Lindsey Horan dan Lynn Williams dari AS berpelukan setelah pertandingan di Melbourne Rectangular Stadium, Melbourne, Australia. Foto: Hannah McKay/Reuters

Tertatih-tatih di Fase Grup, kandas di Adu Penalti

Ini adalah tahun terburuk untuk Bintang dan garis. Rombongan yang biasa melintasi adimarga itu kini terpaksa melewati jalan yang berliku dan berliku.

Sebelum melakoni babak 16 besar, tim besutan Vlatko Andonovski hanya meraih satu kemenangan, yakni saat bertemu Vietnam (3-0). Sedangkan dua lainnya dimenangkan dengan seri; Belanda (1-1) dan Portugal (0-0).

Laga final melawan Portugal menjadi awal cibiran publik terhadap Timnas AS. Bagaimana tidak, Portugal – debutan yang peringkatnya jauh di bawah AS, 21 – mampu mengimbangi permainan strata sepak bola wanita papan atas.

Kekecewaan kembali meluap tak lama setelah USWNT secara tragis jatuh ke tangan Swedia. Kekalahan ini pun membuat Megan dan kawan-kawan gagal menghadapi Jepang di babak perempat final.

Menanggapi situasi tersebut, sang kapten, Lindsey Horan angkat bicara. Ia mengaku dan timnya tidak tampil sebaik mungkin di fase grup sehingga tersingkir melalui adu penalti di fase 16 besar.

“Kami cukup menghibur, kami menciptakan peluang, (namun) kami tidak mencetak gol. Ini adalah bagian dari permainan,” kata Lindsey Horan seperti dikutip CNNSenin (7/8).

“Hukuman terlalu kejam. Kami bangga dengan setiap pemain yang mau mengambil penalti hari ini, mencetak (gol) atau gagal, (mereka) berani mengambil penalti. Kami sangat bangga dengan tim ini,” imbuhnya kemudian.

Gelandang Timnas AS, Julie Ertz, juga menunjukkan sisi emosionalnya saat ia dan kawan-kawan gagal melaju ke babak selanjutnya.

“Ini adalah saat yang emosional. Ini benar-benar menyebalkan. Maksud saya, adu penalti adalah yang terburuk,” kata pemain kelahiran 1992 dengan air mata berlinang. “Tapi suatu kehormatan (bisa) mewakili tim ini. Kami bersemangat untuk masa depan para gadis.”

Seperti halnya penjaga gawang Timnas AS, Alyssa Naeher yang saat itu juga ditunjuk sebagai algojo. Dia mengatakan bahwa meskipun timnya kalah satu milimeter di Piala Dunia, tapi Naeher tetap bangga dengan rekan satu timnya.

“Kami pikir kami tahu bahwa kami tidak memberikan yang terbaik di babak penyisihan grup dan kami mengmaukan performa tim yang lengkap. Ini akan menyakitkan untuk waktu yang lama,” kata Alyssa Naeher.

Tak hanya itu, sang pelatih, Vlatko Andonovski, juga menyayangkan kekalahan tragis yang menimpa dirinya dan timnya. Kendati demikian, semangat pantang menyerah yang diperlihatkan para pemainnya membuat pelatih berusia 46 tahun itu bangga dengan perjuangannya Bintang dan garis.

“Kami menunjukkan semua yang kami bisa untuk memenangkan pertandingan. Tapi sayangnya, terkadang sepak bola bisa kejam,” kata Vlatko Andonovski dari Tim Nasional AS yang di-grounded untuk pertama kalinya.

Tidak hanya pemain dan pelatih yang dieliminasi Bintang dan garis Babak 16 besar juga disambut dengan sambutan hangat dari petinggi negeri Paman Sam itu. Sang Ibu Negara, Jill Biden, bahkan menyemangati Alex Morgan dan kawan-kawan untuk tetap berjuang meski baru pertama kali gagal.

“Hari ini, Kalian menginspirasi kami dengan perjuangan dan tekad Kalian. Kami bangga padamu. Ingatlah selalu bahwa Kalian menginspirasi perempuan dan anak perempuan di mana saja untuk menonjol dan memperjuangkan impian mereka,” cuit Jill Biden.

https://kumparan.com/kumparanbolanita/duka-dan-tak-percaya-respons-amerika-serikat-usai-kalah-dramatis-di-16-besar-20wZNqtWBmu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: