ANKARA (ANTARA) – Iran pada Sabtu (22/7) memanggil duta besar Denmark yang ditempatkan di Teheran terkait aksi terbaru pembakaran Al-Quran, lapor media lokal.
Kementerian Luar Negeri Iran memanggil Duta Besar Jespar Vahr dan menyampaikan keberatan Teheran atas penodaan kitab suci umat Islam di ibu kota Denmark, Kopenhagen.
Seorang pejabat kementerian menekankan bahwa membakar kitab suci “tidak pernah dapat dibenarkan bahkan dengan dalih kebebasan berekspresi.”
Kemlu meminta pertanggungjawaban diterapkan, baik kepada pelaku maupun pemerintah yang membiarkan aksi tersebut terjadi.
“Kami yakin jika pemerintah Denmark sebelumnya bertindak secara bertanggung jawab dan efektif dalam menghadapi penghinaan terhadap kesucian Islam, tidak akan ada tindakan ofensif seperti hari ini,” kata pejabat itu.
Vahr menyatakan penyesalan atas insiden tersebut dan mencatat bahwa menteri luar negeri Denmark telah menyatakan kecaman atas penodaan Alquran.
Duta Besar Vahr mengatakan sikap tidak menghormati agama lain “memalukan” dan pemerintah Denmark telah melepaskan diri dari tindakan provokatif yang bertujuan menciptakan perpecahan semacam itu.
Dia berjanji akan segera menyampaikan protes Iran kepada para pejabat di Kopenhagen.
Anggota kelompok marjinal anti-Islam dan ultranasionalis Danske Patrioter (Patriot Denmark) di Denmark pada Jumat (21/7) membakar Al-Quran di bawah perlindungan polisi di depan Kedutaan Besar Irak di Kopenhagen.
Kelompok itu sebelumnya juga menyerang bendera Turki dan Alquran di depan Kedutaan Besar Turki di ibu kota Denmark.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Denmark mengutuk pembakaran salinan Alquran sebagai “tindakan tercela”
Baca juga: Petugas usir pengunjuk rasa Irak yang memprotes pembakaran Alquran di Denmark
Kondisi kedutaan Swedia di Baghdad setelah diserang demonstran
Penerjemah: Katriana
Editor: Tia Mutiasari
HAK CIPTA © ANTARA 2023